Pelaksanaan Kegiatan Sedekah Bumi Desa Bangsri Berinovasi Beda Pada Tahun 2022
JEPARA – NOTOPROJO.ID
Ada yang berbeda dalam rangkaian acara sedekah bumi Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Mulai tahun ini, pemerintah desa menggelar festival penjor. Sendratari sejarah desa dan tari kolosal Warokan 7juga digelar. Saat dilangsungkan di lapangan desa pada Ahad siang (26/6/2022) hingga sore, festival ini disambut antusias ribuan warga. Mereka tak mempedulikan hujan deras yang mengguyur hampir sepanjang acara.
Petinggi Bangsri Sunaryo mengatakan, sejak ratusan tahun lalu budaya Jawa menempatkan penjor sebagai simbol kekayaan alam semesta. Karena itulah penjor dihadirkan sebagai ungkapan syukur warganya atas segala nikmat yang diberikan Tuhan. Sedangkan sepasang kembang mayang pelengkap penjor, ditempatkan sebagai simbol kerukunan seluruh warga.
“Festival ini muncul sebagai usulan saat rapat persiapan sedekah bumi yang melibatkan seluruh elemen desa,” katanya.
Rupanya usulan ini disambut antusias. Dari 18 RW yang ada di desa itu, 16 di antaranya mengirim penjor yang ditancapkan berjajar rapi di sisi barat lapangan.
Antusiasme juga tercermin dari kesediaan para sponsor dan pengusaha di desa itu membiayai berbagai rangkaian kegiatan dalam prosesi sedekah bumi.
Pada kesempatan tersebut, digelar pula pentas sendratari berjudul Suronggotho – Dewi Wiji yang menceritakan sejarah Desa Bangsri. Lalu tari kolosal berjudul Warokan yang melibatkan 500 penari. Para penari terdiri dari siswa se-Kecamatan Bangsri serta para guru dan pembimbing dari Bangsri, Kembang, dan Mlonggo. Mereka tak mempedulikan dingin yang menyergap serta lunturnya riasan oleh lebatnya hujan. Demikian juga dengan para pesilat yang melakukan pertunjukan.
“Antusiasme seperti ini kami lihat sejak awal. Bahkan kebutuhan kegiatan spontanitas di luar anggaran yang disediakan juga disambut antusias. Kebutuhan biaya Rp30 juta lebih, sebagian besar dicukupi sponsor dan masyarakat. Saya hanya mengeluarkan stimulan Rp10 juta dari kantong pribadi,” kata Sunaryo.
Sunaryo berencana menempatkan festival dan tarian yang berakar dari sejarah desa ini sebagai kegiatan rutin dalam sedekah bumi. Festival Penjor akan dijadikan sebagai pembeda sedekah bumi di Desa Bangsri agar memiliki ciri khas.
“Festival Penjor ke depan akan jadi milik Desa Bangsri sekaligus menggugah kesadaran generasi muda pada budaya kita. Apalagi kami mempersiapkan diri menjadi rintisan desa wisata,” katanya.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Amin Ayahudi menyebut, kesepakatan warga dan pemerintah desa yang menempatkan penjor sebagai kekayaan budaya desa sebagai hal yang sangat positif dalam pelestarian budaya warisan leluhur. Dia membenarkan, Desa Bangsri ditempatkan sebagai rintisan desa wisata di Jepara. Amin Ayahudi juga menyebut, antusiasme yang terlihat dalam penyajian awal kegiatan budaya ini menjadi modal besar Bangsri sebagai Desa Wisata Budaya.
Sedangkan Camat Bangsri Debby Nifandrian yang diwakili Kasi Trantib Hendro Cahyono mengatakan, festival penjor perlu didukung bersama karena menjadi sarana melestarikan budaya dan kearifan lokal.
Pagelaran dihadiri juga oleh Kapolsek Bangsri Slamet Raharjo dan perwakilan Danramil Bangsri Eko Supriyanto.
(Red/HR/S/@DJ)