Dinporapar Pati Dukung Uji Kompetensi SDM Batik
PATI – NOTOPROJO.ID
Motif batik tulis Bakaran bila dilihat dari segi warna mempunyai mempunyai ciri tersendiri, yaitu warna yang mendominasi batik Bakaran adalah hitam dan coklat. Unsur corak atau motifnya beraliran pada corak motif batik Tengahan dan batik Pesisir. Aliran Tengahan, karena yang memperkenalkan batik tulis pada wilayah Desa Bakaran adalah dari kalangan kerajaan Majapahit.
Dan Jenis motif tengahan ini diindikasikan pada corak batik Padas Gempal, Gringsing, Bregat Ireng, Sido Mukti, Sido Rukun, Namtikar, Limanan, Blebak Kopik, Merak Ngigel, Nogo Royo, Gandrung, Rawan,Truntum, Megel Ati, Liris, Blebak Duri, Kawung Tanjung, Kopi Pecah, Manggaran, Kedele Kecer, Puspo Baskora, ungker Cantel, blebak lung, dan beberapa motif tengahan yang lain.
Sedangkan beraliran batik tulis pesisir, karena secara geografis letak wilayah Desa tersebut memang terdapat dipesisir pantai dan aliran pesisir ini diindikasikan pada motif batik tulis, blebak Urang, dan loek Chan. Pada umumnya corak batik Bakaran berbeda dengan corak batik daerah lain, baik dari segi gambar, ornamen maupun warnanya. Pada setiap motif umumnya mempunyai makna yang sangat filosofis.
“Pada tahun 2021, Batik Tulis Bakaran ditetapkan Kemendikbud menjadi warisan budaya tak benda, dan di Bulan Mei 2022, Desa Bakaran Wetan juga telah ditetapkan menjadi Desa Wisata. Jadi ini adalah sebuah pertanda bahwa batik sudah menjadi trend dan sudah diakui secara luas. Tentu saja ini adalah hal yang sangat membanggakan kita. “ ucap Kepala Dinporapar Pati, yang diwakili oleh Kabid Pemasaran Pariwisata, Endah Murwaningrum pada saat menghadiri Sertifikasi Kompetensi SDM Batik oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Industri Kementerian Perindustrian RI, yang dalam hal ini menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik Yayasan Cantingan Jagad Wastra.
Dengan jumlah peserta 50 orang dari para pelaku batik se Kabupaten Pati. Minggu (09/10/2022) di Yuliati Warno Batik, Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana.
“Kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat positif dan patut diapresiasi. Untuk melestarikan budaya asli Pati ini tentu dibutuhkan berbagai aksi dan strategi dan saya rasa uji kompetensi ini adalah strategi jitu sebagai wujud kecintaan dan kepedulian kita kepada budaya asli daerah. Sehingga para pebatik benar-benar mempunyai standar kualitas yang baik dan berkompeten.” tambah Endah
Tamzis Al Anas, pegiat batik tulis penggagas Wisata Batik Pati menjelaskan bahwa batik tulis kita ini harus dilestarikan yaitu melalui edukasi, pelatihan dan ada sertifikasi sebagai tenaga yang kompeten. Selain itu, promosi baik secara online maupun offline adalah hal yang sangat penting, Bahkan dengan bantuan DIKTI, batik tulis ini sudah sampai Belanda dan Jerman, dengan pewarnaan yang ramah lingkungan dan motif kekinian untuk menjangkau generasi millennial.
(Red/@DP)